Lembut tatap mata seorang dewi
Menuju satu titik nadir ku berdiri
Sorot mata tajam menghunus jantung hati
Seakan ku diperdaya dan tak kuasa
Melangkahkan kaki ku entah kemana
Hilang tujuan serta asa
Merengkuh nurani berteman sunyi
Di balik kegundahan hati
Dia datang menghampiri membawa seteguk air
Berharap menghapus semua dahaga kerinduan
Yang telah lama dilanda kemarau
Kering kerontang tak bersemi
Ku minum air kesejukan darinya
dahaga hilang dan mulai bersemi
hati ini kembali sedia kala
namun masih ada yang tertinggal dalam jiwa
akankah hati ini menjadi batu seperti dulu
keras dan sulit tuk dihancurkan
batu tetaplah batu
batu tak mungkin jadi air
Dewi....
tolonglah aku...
yang tak mampu mencair di kala beku
tak mampu berdiri di kala fajar
tak mampu beranjak di kala tidur terlelap
tak mampu bercerita di kala gundah
tak mampu bercumbu di kala sendu
tak mampu berkata di kala bernyanyi
Dewi Malamku disaat kau hadir dalam tidur lelapku...
bangunkan aku dari mimpi panjang tak berujung
sirami aku air surgamu
bantulah aku berdiri menggapai rindumu
Dewi...
aku merindukanmu...
Dewi...
aku menginginkanmu...
jakarta, 04 Maret 2009
23.54.14 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar