Jumat, Februari 20, 2009
friday bloody friday
FRIDAY BLOODY FRIDAY
Jakarta, Jumat, 20 february 2009
06.36 Wib
jumat berdarah di sebuah pelataran desa
bermandikan kemunafikan dalam cerita
membinasakan setiap kebahagiaan yang tercipta
harkat dan martabat entah hilang kemana
hanya segumpal darah bergelimang kehinaan
mereka tak lagi peduli terhadap sesama
tega memperlakukan setiap individu secara brutal
mencaci dan memaki di ujung lidah
mengganggap semua perlakuannya benar
padahal kita tak tahu siapa yang benar
jadikan hari ini hari yang indah
jangan pernah terjadi dan terjadi lagi
karena hidup ini anugerah
bagi semua orang yang merasakannya
hiduplah damai sejahtera
amin
Jakarta, Jumat, 20 february 2009
06.36 Wib
jumat berdarah di sebuah pelataran desa
bermandikan kemunafikan dalam cerita
membinasakan setiap kebahagiaan yang tercipta
harkat dan martabat entah hilang kemana
hanya segumpal darah bergelimang kehinaan
mereka tak lagi peduli terhadap sesama
tega memperlakukan setiap individu secara brutal
mencaci dan memaki di ujung lidah
mengganggap semua perlakuannya benar
padahal kita tak tahu siapa yang benar
jadikan hari ini hari yang indah
jangan pernah terjadi dan terjadi lagi
karena hidup ini anugerah
bagi semua orang yang merasakannya
hiduplah damai sejahtera
amin
Rabu, Februari 18, 2009
JakartaKu Panas
hembusan angin dimalam hari
menyambut mentari yang tak bersahabat
mengucur desiran keringat
dari setiap insan yang berjejal
pagi tak lagi hangat,
siang terasa panas
sore seperti penuh dan sesak
malam pun aku terdesak
diantara sampah
jalan jalan jakartaku penuh debu
tak seperti dahulu kala aku masih terdiam membisu
kotak besi memenuhi
asap hitam menggumpal
terik matahari seakan murka
hujan pun mendadak datang dan pergi
inikah jakartaku...?
inikah bumiku...?
inikah tempat tinggalku?
aku ingin jakartaku seperti dulu...
kala aku masih terdiam membisu..
.
.
.
.
.
.
.
.
surat untuk jakartaku..!!
menyambut mentari yang tak bersahabat
mengucur desiran keringat
dari setiap insan yang berjejal
pagi tak lagi hangat,
siang terasa panas
sore seperti penuh dan sesak
malam pun aku terdesak
diantara sampah
jalan jalan jakartaku penuh debu
tak seperti dahulu kala aku masih terdiam membisu
kotak besi memenuhi
asap hitam menggumpal
terik matahari seakan murka
hujan pun mendadak datang dan pergi
inikah jakartaku...?
inikah bumiku...?
inikah tempat tinggalku?
aku ingin jakartaku seperti dulu...
kala aku masih terdiam membisu..
.
.
.
.
.
.
.
.
surat untuk jakartaku..!!
Langganan:
Postingan (Atom)